
Air mata itu bukti kasih sayang yang  ditanamkan oleh Allah di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah  menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang“ (HR.Bukhari dan Muslim ).
Siti Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah ada umatmu yang  nanti masuk surga tanpa hisab? “  Beliau saw menjawab, “Ada, yaitu orang  yang mengenang dosanya lalu ia menangis.“ Dalam hadis lain Utusan Allah  itu bersabda, “Pengakuan seorang hamba kepada Allah atas dosa-dosa yang  dilakukannya lebih disukai Allah dari pada ibadah.“ Hadis senada  diriwayatkan oleh Abdullah bin Man’ud, bahwa Nabi akhir zaman ini  bersabda, “Linangan air mata seorang mukmin karena takut kepada Allah  lebih baik daripada ibadah satu tahun.
Bertafakur tentang kebesaran dan kekuasaan Allah sesaat lebih baik  daripada puasa enam puluh hari dan salat enam puluh malam. Bukankah  Allah memiliki para malaikat yang menyeru setiap siang dan malam?” Zaid  bin Arqam meriwayatkan. Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw,  “Wahai Rasulullah!  Bagaimana caranya  aku menghindar dari neraka?“   Nabi saw menjawab, “Dengan linangan air matamu.
Sesunggguhnya kedua mata yang menangis karena takut pada Allah  tidak  akan tersentuh api neraka“ (HR.Ibnu Abi Dunya dan Al-Ashbahani). Ketika  Rasulullah saw mendengar diantara sahabat menangis lantaran takut kepada  Allah, beliau bersabda “Tidaklah masuk neraka orang yang menangis  karena takut kepada Allah, dan tidaklah masuk surga orang yang terus  menerus berbuat maksiat kepada Allah.“
Abu Hazim berkata, “Jibril AS turun kepada Nabi saw yang disisinya  ada  seorang lelaki yang sedang menangis. Jibril bertanya kepada Nabi  saw ‘Siapa ini?’  Nabi saw menjawab, ‘Ia adalah si Fulan.‘ Kemudian  Jibril as berkata,  “Sesungguhnya kami menimbang amal-amal anak Adam  semuanya kecuali tangisan. Sesungguhnya Allah memadamkan lautan api  neraka jahanam dengan setetes air mata.‘
” Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh imam Tirmizi, Rasul saw  bersabda “Tidak ada yang lebih dicintai Allah swt selain dua tetes dan  dua bekas kaki : tetesan air mata yang menangis karena takut kepada  Allah dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allah. Sedangkan dua  bekas kaki adalah bekas ( perjuangan ) di jalan Allah, dan bekas  melakukan kewajiban yang diwajibkan Allah.“
Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang sangat keras, pemberani,  dan ditakuti musuh-musuhnya, tetapi dalam setiap ibadah, hatinya selalu  khusyuk dan air matanya mengalir deras. Pada wajah Umar terdapat garis  hitam seperti tali karena banyaknya menangis. Bahkan pernah pada suatu  malam, ketika berzikir dan membaca sebuah ayat, ia menangis tersedu-sedu  sampai tersungkur jatuh. Ia terus berada di rumahnya sehingga  orang-orang menyangka ia sedang sakit.
Terkait ini bukankah  Allah swt telah berfirman,  “Dan mereka menyungkur  atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk “ (Al  Isra’ (17 ) : 109). Shalahuddin al Ayyubi, orang yang membebaskan Masjid  al Aqsa dari kaum Muysrikin merupakan hamba Allah yang sangat tekun  menunaikan salat tahajjud di sepertiga malam hingga matanya berlinang  air mata.
Menurut Imam Al Qurthubi, “Menangis bisa menjadi tanda bagi ketakutan  atau kerinduan seorang hamba kepada Rabb-nya. Hamba menangis karena  takut Allah, ketika Dia menunjukkan keagungan-Nya. Hamba menangis karena  rindu, apabila ia mendengar keindahan sifat Allah.“ Menangis bisa juga  digunakan oleh seseorang untuk menutupi kesalahannya. Tangis dengan  motivasi seperti ini pernah dilakukan oleh putra Nabi Ya’kub
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis“  (Yunus 16). Malik bin Dinar berkata, “Menangis karena menyesali  kesalahan mengeringkan kesalahan itu, sebagaimana  angin mengeringkan  daun basah.“
Subhanallah! Orang-orang yang banyak menangis karena cinta dan takut  kepada Allah, niscaya hatinya senantiasa diselimuti aura kekhusyuan,  kelembutan dan kasih sayang. Kekuatan hati itulah yang kemudian mewarnai  seluruh pikiran dan perbuatannya. Ketika ia salat, maka salatnya akan  selalu khusyuk, ketika ia bekerja, maka ia bekerja dengan penuh  konsentrasi (khusyuk) dan jujur.
Demikian pula ketika ia dalam keadaan belajar, mendengar, berpikir dan  lain sebagainya, maka ia senantiasa memfokuskan perhatian dan  konsentrasinya kepada hal-hal yang sedang dilakukannya tersebut. Pendek  kata, orang yang hatinya khusuk karena deraian air mata sucinya, niscaya  ia akan memiliki hati yang kuat dan kepribadiaan yang memikat (smart  personality). Wallahualam. **
sumber : http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=103151





0 comments:
Post a Comment